Kupu-kupu merah itu melayang tenang di udara
Bersinar lebih terang, lebih indah dari sesamanya
Wujud dari jiwa yang selalu tersiksa
Luka dari masa kehidupan yang telah dijalaninya
Di bawah temaramnya malam ia mengepak gemulai
Kehidupan yang lebih baik telah menunggunya
Namun tak tega ia tinggalkan sang kekasih
yang meratap memanggil namanya.
Jemari pucat itu gemetar melingkupi sang kupu-kupu
Angin malam yang beku mengelus surai keemasan sang kekasih
Dengan air mata keperakan ia merelakan cintanya
Berharap 'tuk dipertemukan di kehidupan berikutnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar